Khas oleh oleh
Salai Patin dan Baung, Buah Tangan Khas dari lumpatan
Pengendara yang melintas dari Palembang menuju lumpatan, Kabupaten Musi Banyuasin maupun dari arah lintas daerah sebaliknya menuju Sekayu akan disajikan pemandangan kuliner khas lumpatan yakni ikan salai. Kuliner ikan yang diolah melalui proses pengasapan ini selalu menjadi buruan.Terlebih, jika melintas di kawasan Lumpatan-Bailangu, mata akan disuguhi asejumlah pondok-pondok tradisional yang menjual kuliner tersebut. Berbeda dengan daerah lain, ikan salai yang diolah pun berasal dari berbagai macam ikan khas Sekayu. Diantaranya Salai Patin dan Baung.
"Untuk menghasilkan ikan asap yang bermutu tinggi, sebaiknya gunakan jenis kayu yang mampu menghasilkan asap dengan kandungan unsur phenol dan asam organik tinggi. Seperti kayu lebam atau tembesu. Kedua unsur tersebut akan lebih banyak melekat pada tubuh ikan sehingga menghasilkan rasa, aroma, maupun warna daging ikan asap yang khas," kata Kabag Humas Pemkab Muba, Herryandi Sinulingga AP, Minggu (3/3).
Menurut Lingga, tingginya permintaan masyarakat akan ikan salai ini membuat Bumdes Maju Bersama, Desa Bailangu Timur, Kecamatan Sekayu, berinisiatif membuka unit usaha pengelolaan dan penjualan ikan salai dalam kemasan. Setelah disetujui dalam musyawarah desa, Bumdes yang dimotori oleh Epriadi ini mulai merangkul dan membina beberapa kelompok usaha pengrajin serupa untuk ikut terlibat dalam proses produksi di rumah produksi Salai Bailangu.
Sementara Epriadi menjelaskan, metode produksi ikan salai dilakukan dengan cara proses pengasapan, yaitu dengan meletakkan ikan yang akan di asap agak jauh dari tempat pembakaran kayu dengan jarak lebih kurang 1 meter dengan suhu sekitar 40-500 celcius. Untuk lama proses pengasapan sekitar 20-30 jam. Setelah melalui proses pengasapan, ikan selanjutnya di dinginkan dengan cara digantung atau disusun didalam ruangan selama 24 jam. Proses ini diakhiri dengan mengemas ikan salai dalam kemasan kotak dengan berat 250 gram.Dikatakanya, harga jual ikan salai memang termasuk tinggi. Namun, dengan strategi menjual dalam kemasan 250 gram, harga jual menjadi lebih ramah di kantong pembeli, sehingga kesan bahwa ikan salai itu mahal tidak lagi dirasakan pembeli. Di Bumdes Maju Bersama sendiri, ikan salai Baung dijual perkotak dengan harga Rp 75 ribu, Lais Rp 80 ribu, Patin Rp 65 ribu, dan Gabus Rp 65 ribu"Tingkat penjualan saat ini baru mencapai 10-15 kotak perhari,” katanya. kerupuk lempang
Kerupuk satu ini mungkin bisa dibilang sebagai oleh-oleh
kuliner khas Banyuasinyang hampir
langka, karena cukup sulit ditemui. Serupa dengan pempek, kerupuk lempang
terbuat dari adonan tepung terigu
dan ikan belinda atau tenggiri.
Berbentuk bulat besar, kira-kira sebesar telapak tangan orang dewasa. Terdapat dua varian kerupuk lempang, yaitu kerupuk panggang dan kerupuk goreng. Tapi biasanya, banyak wisatawan yang memburu lempang panggang, karena rasa yang lebih gurih dan aroma wangi seperti ikan asap.
AD
V
ERTISEMENT
V
ERTISEMENT
Komentar
Posting Komentar